Daftar Blog Saya

Kamis, 31 Juli 2014

WARISAN BUDAYA YANG MASIH TERPELIHARA DI WAY KRUI



Rutinitas menyambut Hari Raya atau hari besar lain setiap tahunnya adalah sebuah hal yang biasa di hampir semua tempat di penjuru tanah air.  Ada yang menyambutnya secara biasa-biasa saja, ada pula yang menyambutnya secara luar biasa tergantung kebiasaan di wilayahnya masing-masing.  Pengalaman yang sedikit berbeda saya alami setelah bertugas sebagai FK di Kecamatan Way Krui. Pada penyambutan Hari Raya Idul Fitri yang telah berlalu dilakukan secara luar biasa sehingga menarik perhatian saya dengan banyaknya rangkaian pelaksanaan adat yang melibatkan begitu banyaknya lapisan masyarakat sehingga menimbulkan kegotong royongan serta mempererat persatuan masyarkat di wilayah Way Krui dan sekitarnya.
Pesisir Barat yang terkenal dengan istilah “Bumi Sai Batin”, karena terdapat 16 Sai Batin yang diakui keberadaannya sejak jaman Belanda dulu.  Sai Batin dipimpin oleh seorang Suttan atau Sultan yang keberadaannya berdasarkan garis keturunan. 

Ke 16 Sai Batin atau marga yang terdapat di Pesisir Barat masih menjunjung tinggi adat istiadat wilayahnya dalam menyambut kemeriahan Idul Fitri. 16 Sai Batin itu     adalah:


1. Marga Ulu Krui
2. Marga Pedada
3. Marga Way Sindi
4. Marga Bandar
5. Marga Kampung Dalom/Pasar Krui
6. Marga Way Napal
7. Marga Tenumbang
8. Marga Laay
9. Marga Ngaras
10. Marga Ngambur
11. Marga Bengkunat
12. Marga Belimbing/Pengekahan
13. Marga Pulau Pisang
14. Marga Pugung Penengahan
15. Marga Pugung Malaya
16. Marga Pugung Tampak
1
Di Way Krui sendiri ada 2 marga yang dengan saat ini masih menjalankan adat turun temurun sejak jaman Belanda dulu.  Ke 2 marga itu adalah Marga Ulu Krui dan Marga Pedada.

Marga Ulu Krui dalam proses penyambutan Idul Fitri memiliki beberapa tahapan dalam perayaan Idul Fitri, tahapan-tahapan tersebut adalah:

·     
     Pada tanggal 22 Juli 2014 ada rapat untuk menentukan tempat solat IED, Ngejalang (Ziarah Kubur) dan Pangan (Berdo’a dan makan bersama).
  • Dari hasil kesepakatan solat IED untuk Ulu Krui berlangsung di tanah lapang, sedangkan untuk Kampung Baru dan Suka Marga berlangsung di Masjid di wilayahnya masing-masing.

  • Acara Pangan ditentukan berdasarkan kesepakatan pelaksanaan dari 3 kampung yaitu Ulu Krui, Suka Marga , dan Kampung Baru.  Hasil kesepakatan acara pangan adalah: 1. Kampung Suka Marga pada hari ke 2 lebaran (2 Syawal), 2. Kampung Baru pada hari ke 3 lebaran (3 syawal), 3. Pekon Ulu Krui pada hari ke 4 lebaran (4 syawal).

  • Acara ngejalang (ziarah kubur) dilaksanakan berdasarkan wilayah kubur dari turunan keluarga besar masing-masing.  Misalnya dari turunan Dalom maka kuburannya mencakup dari turunan Dalom, Raja, Batin, Minak, dan Mas.  Pada acara Ngejalang ini kumpul di pekuburan Ulok Bamban Ulu Krui yang terdiri dari masyarakat yang ada di Ulu Krui, Dusun Suka Marga, dan Dusun Kampung Baru. Acara Ngejalang ini berlangsung pada hari pertama Idul Fitri.  Di Ulu Krui sendiri Ngejalang berlangsung pada sore hari. Yang unik diacara Ngejalang ini adalah selain kirim do’a, juga dilakukan acara Talibun atau berbalas pantun dengan menggunakan bahasa melayu. 

·         Tata cara Talibun adalah sebagai berikut:

◊ para peziarah mengambil tempat yang telah ditentukan (di seputar area        

   pekuburan, tetapi tidak diatas kuburan).

◊ Peziarah dibagi menjadi 2 kelompok yang saling berhadap-hadapan (2 kelompok

   Ini terdiri dari kelompok tamu atau undangan dan kelompok tuan rumah atau

   Pengundang.

◊ Masing-masing kelompok terdiri atas satu Pemimpin.

◊ Salah satu pemimpin kelompok kemudian mulai melantunkan pantun yang

   Kemudian akan dibalas oleh kelompok lawannya, proses ini terjadi berulang-ulang

   Sampai dengan tidak ada lagi yang membalas pantun lawannya atau sampai

   Dengan waktu yang telah disepakati yaitu ½ sampai dengan 1 jam.  Pantun ditutup

   dengan kalimat “Lampung Selatan Gunung Tanggamus, adanya di Talang Padang,

   Kalau ada Sisa makanan harap dibungkus, oleh-oleh dibawa pulang”  

   Kemudian ditutup dengan makan bersama ditempat tersebut. 



Acara Ngejalang diakhiri dengan membungkus dan membawa makanan yang ada oleh masing-masing orang yang hadir dalam acara tersebut.

∞  Setelah acara Ngejalang, acara berikutnya adalah pangan.  Pangan adalah acara adat dari Sai Batin Setempat berupa  acara kirim do’a dan jamuan makan. Pangan di Ulu Krui berlangsung pada hari ke 4 Syawal dan berlangsung di Masjid Nurul Iman Kampung Suka Raja.   Pelaksanaan acara pangan diawali dengan arak-arakan peratin selaku Umaroh  Atau pemimpin pekon menuju tempat acara dengan menggunakan pakaian adat Lampung dengan   Didampingi oleh aparat pekon yang lain.  Setelah umaroh, selanjutnya para ulama yang diarak menuju tempat acara dan dilanjutkan oleh  Yang lain menuju tempat acara.

∞  Di dalam Masjid, acara dimulai dengan berdo’a yang dilanjutkan dengan Talibun (berbalas pantun). Talibun dalam acara pangan ini hampir mirip dengan acara  Ngejalang (Ziarah Kubur), yang membedakan adalah kalau Ngejalang diikuti hanya oleh keturunan dari masing-masing kasta atau status berdasarkan keturunan tua-tua jaman dulu.  Sedangkan Pangan diikuti oleh seluruh masyarakat tanpa membedakan keturunan serta ditambah dengan undangan dari kampung Suka Marga dan Kampung Baru.  Setelah berbalas pantun/Talibun acara dilanjutkan dengan makan bersama di dalam Masjid.

      Makanan yang ada berasal dari masing-masing rumah yang membawanya dengan menggunakan Pahar atau Tudung dari bahan besi.  Makanan tersebut dibawa di atas kepala ibu-ibu dan di di masjid untuk diletakkan didepan tempat duduknya masing-masing.

      Setelah makan bersama, sisa makanan dibungkus dan dibawa pulang oleh tamu undangan yang hadir  pada hari itu.

    

“Sebuah acara walaupun sederhana tetapi sangat layak untuk dilestarikan keberadaannya, karena bisa saja hal ini tidak akan ada lagi diwaktu mendatang ketika orang-orang tua sekarang sudah tidak ada lagi, menjadi sebuah kewajiban untuk para pemuda mengikuti acara ini untuk menanamkan sebuah seni dan budaya agar lestari dan tidak lapuk ditelan jaman.” (Taufik /FK Kecamatan Way Krui)

Selasa, 22 Juli 2014

UPK BAGIKAN PAKET SEMBAKO



Dalam rangka bakti sosial alokasi surplus SPP



PESISIR TENGAH – Unit Pengelola Kegiatan PNPM MPd Kecamatan Pesisir Tengah, Kabupaten Pesisir Barat mengadakan bakti sosial yaitu pembagian paket sembako. Untuk Pertama kalinya masyarakat kategori Rumah Tangga Miskin di Kecamatan Pesisir Tengah mendapatkan bantuan Paket Sembako dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan yang berasal dari dana Surplus UPK Kec. Pesisir Tengah

Kegiatan yang dipusatkan di Aula B.Be.C Kecamatan Pesisir Tengah itu berlangsung pada hari Selasa (22/7/2014) dibuka langsung oleh Camat Pesisir Tengah Husni Arifin.
Hadir dalam acara Pembagian Sembako Tim Faskab PNPM MPd Kabupaten Pesisir Barat, Alex Rufaidy, S.H, Kordinator Fasilitator Kabupaten (Faskab), Edwin Jonson, S.Hut, Fasilitator Keuangan (Faskeu) dan Yessy Octaria ST, Fasilitator Teknik Kabupaten (Fastekab), serta dari Satuan Kerja PNPM MPd seperti PjO Kabupaten Ermen Patria dan beberapa perwakilan dari SKPD di lingkungan pemkab setempat.

Camat Pesisir Tengah, Husni Arifin sangat mengapresiasi adananya kegiatan bakti sosial pemberian sembako kepada RTM karena dinilai sangat positif dan dapat dirasakan manfaatnya langsung oleh masyarakat. “Ini merupakan suatu prestasi yang membanggakan dan mudah – mudahan akan berlangsung terus dan akan meningkat setiap tahunnya sehingga lebih banyak lagi masyarakat kategori RTM yang dapat merasakan bantuan dari bakti sosial Unit Pengelola Kegiatan di Kecamatan Pesisir Tengah ini. Agar kegiatan Simpan Pinjam jangan ada yang terlambat ataupun menunggak karena akan mengurangi surplus untuk tahun berikutnya.”

Sementara itu Ketua UPK Pesisir Tengah, Edi Gunawan menyampaikan kegiatan bakti sosial Pembagian Sembako berasal dari dana Surplus UPK Pesisir tengah yang dialokasikan untuk kegiatan sosial sebesar Rp. 20.855.000,- dimana jumlah RTM yang mendapatkan bantuan sebanyak 165 orang.

Koordinator Faskab PNPM MPd Pesisir Barat, Alex Rufaidy, menyampaikan agar kegiatan bakti sosial yang berasal dari surplus dapat semakin meningkat. Mudah – mudahan kegiatan bakti sosial ini bermanfaat bagi Rumah Tangga Miskin di kecamatan Pesisir Tengah.  (red)